Thennnn, karena masa-masa itu telah
berakhir dan saat ini pun saya sudah berada di posisi gabut untuk beberapa
minggu kedepannya (Maybe), maka perkenangkanlah saya untuk mereview salah satu
drama yang baru saja saya nonton. Setelah hibernasi yang panjang itu akhirnya
saya memutuskan untuk memilih menonton drama dengan tema medis kembali wahai
para readers sekalian. Kenapa bergenre medis? Kenapa bukan yang romantis atau komedi?
Alasannya tak lain dan tak bukan karena mood saya lagi demen-demennya sama yang
genre serius macam voice, partners for justice dan kawan-kawannya itu.
Adapun pilihan drama yang akan saya
review kali ini jatuh kepada Romantic Doctor season I. Awalnya sih saya pikir
drama ini tuh judulnya doang yang ada romantis-romantisnya, daku mengira drama
ini isinya akan seirama dengan drama voice, duel atau pun partner for justice
yang sama sekali tidak menyajikan banyak scene romantis yang sebenarnya sangat amat dibutuhkan
oleh para pecinta oppa-oppa di seluruh tanah air. Beruntunglah, di drama
Romantic Doctor ini, writer nim memenuhi asupan gizi kepada kita semua dengan
hadirnya pasangan yang benar-benar pasangan yang menjadi pasangan kekasih di
drama ini (Ngomong apaan sih!).
Well, drama Romantic Doctor ini
sendiri berkisah tentang seorang ahli bedah terkenal yang bernama Dr. Bong Yong
Joo. Namun, karena adanya kasus yang merusak namanya akhirnya beliau pun
menghilang dari rumah sakit yang telah membesarkan namanya itu. Dr. Bong Yong Joo
memutuskan menghilang dari kehidupan kota Seoul dan pindah ke sebuah tempat
terpencil. Di tempat terpencil inilah beliau melanjutkan karirnya sebagai
seorang dokter bedah pada sebuah rumah sakit kecil dengan peralatan yang sangat
minim serta tenaga medis yang sangat kurang. Di rumah sakit kecil ini pulalah Dr. Bong Yong Joo kemudian bertemu dengan orang-orang
luar biasa dalam dunia medis.
Singkat cerita, meskipun rumah sakit
tersebut terbilang kecil akan tetapi para dokter dan tenaga medis yang bekerja
di tempat tersebut sangat luar biasa dalam melakoni pekerjaannya sebagai
orang-orang yang merawat dan menyelamatkan pasien. I mean they really work as a
doctor and nurse, they use their status and position pure to help the patients. Yah you
know lah, banyak dokter yang masih sangat-sangat “komersil” dengan pekerjaannya.
Terlepas dari kisah antar pemain maupun peran yang dimainkan oleh setiap aktor
dan aktris di dalam drama ini, jujur hal yang bikin saya selalu tertarik untuk
menonton tiap episode drama ini hingga selesai adalah tentang bagaimana para
dokter dan tenaga medisnya memperlakukan pasiennya. Banyak pesan moral di tiap
episode yang menohok bagi saya pribadi. Walaupun
profesi dan latar belakang saya bukanlah seorang ahli medis however, every
quotes or conversations in this drama are so related with my daily life. Yah,
banyak adegan yang membuat saya melihat kembali kehidupan yang sedang saya
jalani ini. Intinya saya kebanyakan ngangguk-ngangguk gitu habis nonton tiap
episode drama ini.
Sebut saja sebuah adegan yang cukup
menohok saya yang terjadi di awal cerita di mana pada episode tersebut seorang
pasien VIP yang memiliki status serta nama yang besar lebih didahulukan oleh
pihak rumah sakit dibandingkan pasien-pasien yang lebih dulu datang. Kejamnnya
diskriminasi terlihat jelas sekali di dalam drama ini. Ya sama dengan kejadian sehari-hari di sekitar kita, kalau kamu punya orang dalam dan punya nama besar ya secara
otomatis biasanya kamu akan didahulukan. Intinya urusan kalian akan dipermudahlah. Bagi saya pribadi sih, punya orang
dalam dan nama besar itu bonus dari hasil kerja keras kita yang membuat kita menjadi sukses atau mungkin karena memang percik-percik kekayaan yang keluarga kita miliki dari sononya. Sayangnya, banyak orang yang semena-mena dengan
kelebihan yang dimilikinya itu. I mean if you have a power please use it wisely
and please don’t too much over in using it. Dannn secara kebetulan beberapa
waktu yang lalu saat saya berkunjung ke rumah sakit untuk melakukan sebuah
perawatan, seorang pejabat malah dengan bangganya minta dilayanin duluan,
untung-untung kalau bayar pake BPJS eh ini malah main gratis-gratis segala.
Yeah, this is a life, willy nilly we will face this kind of case like this. On
the contrary, dari drama ini saya juga belajar banyak jika urusan menangani
pasien tidaklah dilihat dari urutan kedatangannya melainkan juga dari segi
daruratnya keadaan pasien tersebut. Saya sangat suka dengan karakter Dr. Bong
Yong Joo a.k.a Kim Sabu di drama ini di mana beliau benar-benar menunjukkan
ketulusannya sebagai seorang dokter untuk merawat pasiennya tanpa pandang bulu.
Mau kaya, mau miskin, anak-anak, orang tua, pokoknya pasien yang paling
membutuhkan perawatan harus tetap diutamakan.
Ada quotes yang saya sangat suka
dalam drama ini, bunyinya kira-kira kayak begini “Hidup adalah tentang beralih
ke jalan yang berbeda. Kau harus menghadapi kenyataan yang ada di depanmu.
Jangan menyerah untuk terus bertanya tentang mengapa kita hidup dan apa tujuan
kita hidup”. Habis dengar pernyataan Kim Sabu ini saya auto ngelamun
mengingat-ngingat eksistensi saya di muka bumi. Apa iya saya harus ikut alur
kehidupan yang sebenarnya saya tidak suka? Apa iya saya tidak bisa melawan
ketidakadilan di depan mata saya karena status atau keadaan saya yang memang tidak
mengharuskan saya untuk melakukan itu? Dan apa iya saya ada di dunia ini cuma
numpang makan, minum, tidur terus mati?
Nonton
drama ini memang membuat saya lebih banyak untuk introspeksi diri sambil
ngangguk-ngangguk. Drama ini juga membuat saya semakin bercermin jika saya
hidup memang tidak hanya sekedar untuk menghidupi diri dan emosi saya sendiri
tetapi juga untuk membantu dan menolong orang lain. Satu hal yang saya sukai
pula dalam drama Romantic Doctor season satu ini, saya sangat suka dengan kerja
sama tim para dokter dan tenaga medisnya. It’s such my big dream to have a
dream team to work like them. Tentu sangat keren sekali jika saya memiliki rekan kerja yang
sefrekuensi serta sevisi dengan saya. It sounds dope right? Do hope it will
come true soon!
Well, cukup sekian dulu review drama
Romantic Doctor season satu, just wait for the next review board for Romantic
Doctor season two. Ijinkan saya marathon nonton season duanya dulu. Bye!
No comments