Hai readers!
Selamat berjumpa kembali dengan konten Ramadan ke 25 saya hari ini. Well, di
beberapa menjelang lebaran hari raya lebaran ini saya akan sedikit berbagi
cerita tentang tradisi lebaran yang sering saya lakukan bersama keluarga besar
saya di kampung.
Biasanya di
momen-momen akhir Ramadan seperti ini saya dan keluarga biasanya sudah sibuk
atur jadwal untuk membuat kue-kue lebaran. Kenapa atur jadwal soalnya kami
biasanya bergiliran membuat kue lebaran. Hari ini di rumah tante A, besoknya di
rumah tante B dan begitu seterusnya. Dan momen-momen seperti inilah yang sering
saya rindukan kalau Ramadan dan aura-aura lebaran sudah berakhir. Rindu
keliling rumah keluarga di kampung untuk mencicipi kue-kue yang sudah dibuat
sekaligus silaturahmi dan maaf-maafan pastinya. Selain icip-icip kue tradisi
yang sering saya lakukan habis sholat ied adalah nyekar ke makam almarhum bapak
saya. Setiba di rumah saya biasanya langsung hunting bunga dan daun pandan di
sekitaran rumah. Berhubung tanaman di halaman rumah kebanyakan bunga jadi ya
saya tidak repot-repot beli bunga. Begitu juga sama daun pandan yang tumbuh
subur hampir di setiap rumah orang-orang di kampung. Nah habis nyekar dari
makam bapak biasanya setiba di rumah satu persatu keluarga besar yang kebetulan
tinggal berdekatan sama saya pun datang bersilaturahmi sambil maaf-maafan dan
juga makan-makan pastinya. Selain itu, memasuki pukul Sembilan sampai sepuluh
pagi giliran saya dan keluarga di rumah biasanya dapat panggilan makan-makan di
rumah om yang kebetulan jadi tetangga juga. Tak seperti di rumah yang biasanya
bikin kegiatan ammaca di hari
terakhir puasa, di rumah om saya, beliau memilih ammaca pas seusai shalat idul fitri. Adapun ammaca bagi kebanyakan masyarakat Makassar ini adalah semacam syukuran
atau rasa terima kasih kepada Allah yang masih memberikan rezeki kepada kami
untuk dipertemukan pada lebaran tahun ini. Ya saya sih mengartikan kegiatan ammaca ini seperti itu, walaupun
sebenarnya ada berbagai bentuk atau cara untuk mensyukuri karunia dan rahmat
Allah SWT, tapi bagi keluarga kami, ammaca adalah salah satu tradisi sekaligus cara untuk mengucap rasa syukur tersebut.
Well readers, kurang
lebih seperti itulah siklus tahunan di tiap hari raya di keluarga saya. Semoga
siklus ini tetap terjaga seterusnya.
No comments