Judul Buku: Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Penulis: Keigo Higashino
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2020
ISBN: 9786020648293
Jumlah Halaman: 400
Hello readers! Welcome back to my review board again. Kali ini saya akan
membagikan ulasan sebuah novel best seller internasional dari Jepang yang
berjudul Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Novel ini sendiri ditulis oleh Keigo
Higashino, salah satu penulis paling populer di Jepang yang sudah menulis
banyak novel dengan hasil penjualan hingga ratusan juta eksemplar di seluruh
dunia. Maka jangan heran kalau karya-karya beliau juga sudah banyak diadaptasi
menjadi film dan serial televisi di berbagai negara.
Berbeda dengan karya-karya Keigo Higashino sebelumnya yang kebanyakan
menulis novel genre horor-misteri, novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya ini
ternyata ditulis dengan genre fantasi. Karena saya termasuk tipe pembaca novel yang
suka dengan genre fantasi maka saya memutuskan membaca novel ini. Lalu, seperti apa kisah di dalam novel ini,
silahkan menyimak review saya berikut ini.
Blurb
Ketika tiga pemuda berandal
bersembunyi di toko kelontong tak berpenghuni setelah melakukan pencurian,
sepucuk surat misterius mendadak diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat.
Surat yang berisi permintaan saran. Sungguh aneh.
Namun, surat aneh itu ternyata
membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu, menggantikan peran kakek
pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhirnya memberikan
nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan.
Hanya untuk satu malam. Dan saat
fajar menjelang, hidup ketiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi.
Review
Kisah ini dimulai dari tiga orang
pemuda pelaku pencurian yang bernasib sial. Mereka adalah Shota, Atsuya dan
satu lagi Kohei. Malam itu, mobil yang mereka curi berakhir mogok di tengah
jalan dan mengharuskan mereka bersembuyi sambil menunggu pagi di sebuah
bangunan dengan kombinasi rumah dan toko. Mereka menganggap bila toko kelontong
tua tak berpenghuni tersebut hanyalah sebuah persinggahan. Nyatanya, toko
kelontong tersebut menyimpan banyak hal misterius yang susah dijangkau akal
sehat mereka.
Semuanya berawal sejak penemuan
sepucuk surat dari dalam kotak susu yang berisikan surat seseorang yang
mengatasnamakan dirinya sebagai kelinci bulan. Surat dari kelinci bulan
tersebut berisikan kegundahan hatinya beberapa waktu belakangan. Ia bercerita
tentang keinginannya untuk terus mendampingi kekasihnya yang sedang mengidap
penyakit serius dan telah divonis tidak akan berumur panjang lagi. Di sisi lain
ia ingin fokus mengejar impiannya menjadi salah satu atlet yang akan mewakili
Jepang di olimpiade tahun depan.
Setelah membaca surat dari kelinci
bulan, membuat Shota, Atsuya, dan Kohei semakin penasaran dengan apa yang
terjadi pada toko kelontong tua tersebut. Mereka bertanya-tanya dari mana asal
surat ini, sementara keadaan di luar toko sangat sepi dan gelap. Demi menjawab
rasa penasaran atas surat tersebut, Kohei dan Shota memutuskan untuk membalas
surat tersebut. Berbeda dengan Kohei dan Shota, Atsuya malah merasa waktunya
terbuang sia-sia mengurus hal tidak masuk akal tersebut.
Atsuya mendesah. “Apa yang dia pikirkan? Ini bukan waktunya mengurus masalah orang asing. Kau juga, Shota, sampai ikut-ikutan. Kalian ini kenapa?”
“Apa maksudmu kadang-kadang?”
“Coba ingat-ingat. Dalam situasi biasa, kita tidak pernah mendengar masalah orang lain. Tidak ada yang mau mendengar pendapat kita. Mungkin akan terus begitu seumur hidup. Jadi anggap saja ini kesempatan pertama sekaligus terakhir. Menurutku tidak ada salahnya.”
“Huh.” Atsuya kembali mendengus. “Lagakmu seperti tahu segalanya saja.”
Setelah adu pendapat itu berakhir,
Kohei pun keluar dari toko kelontong untuk mengecek surat balasan yang baru
saja dikirimkan. Namun, tak cukup beberapa menit ia telah menerima surat
balasan dari kotak susu tersebut. Tentu proses menerima dan mengirim surat
bukanlah waktu yang cukup singkat, tapi hanya dalam hitungan 5 menit, kelinci
bulan sudah membalas surat kepada para pemuda tersebut. Tidak sampai di situ,
keganjilan semakin dirasakan oleh Kohei, Shota dan Atsuya ketika mengetahui surat
dari kelinci bulan tersebut ternyata berasal dari masa lalu.
Berawal dari keisengan balas
membalas surat dari kelinci bulan, tiga pemuda ini akhirnya menyadari jika toko
kelontong bernama Namiya ini bukanlah toko kelontong biasa. Toko kelontong ini
semacam lorong waktu sekaligus tempat konsultasi yang menghubungkan orang-orang
dari masa lalu ke masa sekarang. Tak sampai di situ saja, berbagai jenis surat
dari masa lalu tersebut ternyata menghubungkan kehidupan Shota, Atsuya dan juga
Kohei di masa lalu. Malam yang seharusnya singkat itu menjadi malam yang paling
tak terlupakan bagi mereka bertiga.
My Impression
Sejujurnya membaca novel Keajaiban
Toko Kelontong Namiya ini membuat saya sedikit pusing. Konsep alur maju mundur
yang dihadirkan oleh penulis memaksa otak saya untuk terus berpikir dan
menghubungkan berbagai peristiwa di dalam cerita. Belum lagi dengan tema
fantasi, misteri ditambah konsep time traveler semakin membuat otak saya
bekerja lebih keras dari biasanya. Padahal nih, otak saya nge-lag kayak begini
kalau nonton drakor genre thriller sama fantasy. Ternyata novel Keajaiban Toko
Kelontong Namiya ini juga berhasil bikin saya pusing tujuh keliling.
Namun, dibalik energi yang terkuras
setelah membaca novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya, novel ini juga
memberikan kepuasan tersendiri bagi saya. Pas tamat rasanya ada semacam sensasi
lega dan bahagia gitu. Semua rasa penasaran dari tiap lembar novel ini akhirnya
terjawab sudah. Gaya tulisan Keigo Higashino menggambarkan berbagai tokoh dan
peristiwa di dalam novel ini memang asli bikin otak mikir sih dengan berbagai
teka-teki di dalamnya. Pembaca semacam mengumpulkan tiap puzzle yang mereka
dapatkan di tiap lembar ceritanya.
Di dalam novel Keajaiban Toko Kelontong
Namiya ternyata juga memberikan banyak pesan moral buat saya pribadi. Berbagai kisah
orang-orang di masa lalu yang mereka ceritakan lewat surat untuk Kakek Namiya
ternyata banyak mengandung bawang guys. Balasan surat yang disampaikan oleh
Kakek Namiya untuk mereka juga isinya sangat dalam. Saya sampai terharu sambil
ngangguk-ngangguk gitu kalau baca surat balasan dari Kakek Namiya. It’s so deep!
Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya pokoknya sangat saya rekomendasikan buat kalian yang suka dengan novel genre fantasi. Novel ini juga telah diadaptasi menjadi film di beberapa negara. Biar sensasi Toko Kelontong Namiya lebih terasa secara visual maka silahkan cek filmya di platform digital langganan kalian.
Wah aku suka banget kalo fantasy, nanti deh coba cari filmnya
ReplyDeleteCusss kak
DeleteJujurnya buku bertema time travel juga sering bikin aku pusing :D. Tp kalo memang temanya menarik, ttp aku baca sih, walo memang effort utk bisa ngerti :D.
ReplyDeleteMenarik kayaknya. Akupun jd kepengen baca bukunya. Blm prnh baca buku dengan penulis dr jepang :)
Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya ini memang seru buat yg suka genre fantasy. Tapi ya siap2 pusing juga, apalagi di novel ini ada lumayan banyak karakter dengan nama Jepang yang agak susah dibedainnya 😅
DeleteHi Kak Rostina, salam kenal 😁
ReplyDeleteAku juga dibuat pusing tujuh keliling pas baca buku ini 🤣. Mikirin konsep time travelnya terus kok surat ini bisa sampai di masa ono terus balesannya sampai di masa kini, terus ngebul sendiri kepalaku 🤣
Meskipun bikin pusing tapi kepingan puzzlenya bikin cerita jadi seru sih ya, pas di akhir kayak merasa "waw ternyata semua ini berkesinambungan, kok keren!" 🤣 Jadi, aku setuju sama pendapat Kak Rostina hihihi
Hai Peri Kecil Lia, ternyata kepala kita sama2 ngebul yah pas baca buku ini 🤣. Anyway, Makasih udah mampir di blog ini 😉.
Delete