Review Buku: Bandit-Bandit Berkelas (Tere Liye)

Review Bandit-Bandit Berkelas


Judul Buku: Bandit-Bandit Berkelas

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Sabakgrip

Tahun Terbit: 2024

ISBN: 9786238882267

Jumlah Halaman: 368


Hello Readers! Selamat datang kembali pada segment review buku perdana saya di tahun ini. Setelah menunggu kurang lebih setahun lamanya, finally lanjutan serial aksi dari Tere Liye rilis juga. Setelah dibikin terkagum-kagum sama sosok Padma di dalam novel Tanah Para Bandit, mari kita melanjutkan perjalanan menantang dan penuh laga dari Bujang dan kawan-kawan dalam novel Bandit-Bandit Berkelas.  

 

FYI, kisah dalam buku terbaru Tere Liye ini makin seru loh! Tak hanya karena kehadiran Padma sebagai hero baru, tetapi juga karena hadirnya Zaman Zulkarnaen, sih Pengacara dari London yang terkenal tamvannn dan cerdas itu. Daripada kelamaan penasaran, yuk langsung saja kita review novel ke delapan serial aksi Tere Liye ini.

 

Blurb

Mereka memang adalah bedebah.

Bandit-bandit.

Tapi mereka bukan pengkhianat, orang-orang bermuka dua, penjilat dan tabiat murahan lainnya.

Mereka adalah bandit-bandit dengan kehormatan.

Setia kawan.

Pemegang janji terbaik.

 

Mereka adalah bandit-bandir berkelas.

 

Review

Sosok Zaman Zulkarnaen dan Padma sebagai hero baru di dalam kisah action series Tere Liye ternyata benar-benar memiliki peran yang menarik di dalam novel Bandit-Bandit Berkelas. Konflik internal maupun eksternal dalam keluarga shadow economy membuat Zaman dan Padma akhirnya bertemu langsung dengan Bujang and the gang.

 

Semua berawal dari penemuan surat wasiat unik dari salah satu staf firma hukum Thompson & Co. Selembar kertas itu ditulis dengan sandi dan menggunakan beberapa bahasa secara acak. Zaman menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menerjemahkan isi dari surat wasiat tersebut. Awalnya, Basyir dan Bujang cukup menganggap enteng sosok pengacara dari London yang sedang menjelaskan surat wasiat di depan mereka. Namun, pengetahuan Zaman tentang keluarga shadow economy membuat Basyir dan Bujang mendadak tercengang.

 

Kami sebenarnya tidak tertarik berurusan dengan kalian. Pendiri firma kami memiliki prinsip sederhana, kemuliaan, dan kehormatan. Kalian jelas tidak memiliki itu, kalian ada di jalan yang berbeda…. Tapi entah bagaimana caranya, kalian yang justru tertarik berurusan dengan kami, wasiat ini, misalnya, dititipkan ke arsip kami dua puluh tahun lalu. Adalah tugas kami menjaga wasiat dan melaksanakannya, terlepas apakah itu wasiat dari seorang kepala keluarga shadow economy sekalipun. Kami tidak bisa menolak klien, sepanjang itu tentang wasiat…. Tauke Besar mati, meskipun kami tidak menyukai kalian, surat ini efektif harus diselesaikan.

 

Berkenalan dengan pengacara dari London yang mengetahui banyak hal tentang kelurga shadow economy tentu membuat Bujang dan Basyir terdiam beberapa waktu. Terlebih saat mengetahui jika Tauke Besar mewariskan surat wasiat yang tak pernah mereka ketahui sebelumnya. Namun, hal yang paling membuat Bujang semakin tercengang adalah isi dari surat wasiat tersebut.

 

‘Untuk: siapa pun yang membaca surat ini,

            Aku mewariskan dua botol kepadamu. Satu, aku akan membawamu pergi jauh sekali. Satu lagi, akan membawamu pulang. Pergi atau pulang. Pilihlah baik-baik.

            Di mana aku menyimpannya? Itu rahasia, Kawan. Tidak ada yang mudah di dunia, bukan? Petunjuk pertama tempat aku menyimpannya ada di tempat kertas wasiat ini berasal. Selamat bersenang-senang.

 

Tertanda S— Keluarga Tong’

 

Bujang terdiam. Jelas ini bukanlah wasiat dari Tauke Besar. Dia tahu betul bentuk tulisan yang baru saja dibacanya. Sangat jelas, wasiat tersebut berasal dari Bapaknya, Samad. Inisial S di akhir surat membuat Bujang semakin yakin jika surat tersebut dibuat oleh Bapaknya untuk dirinya.

 

Samad sejak dulu memang gemar “bermain-main” dengan banyak hal, entah itu untuk urusan pekerjaan hingga wanita sekalipun. Bahkan, untuk urusan surat wasiat ini, Samad masih tetap menyusahkan. Namun, jangan menganggap remeh setiap permainan yang diberikannya. Teka-teki di dalam wasiat sudah jelas menjadi pertanda jika kata “dua botol” tersebut adalah hal yang sangat penting untuk ditemukan.

 

Tanpa menunggu waktu lama, Bujang memutuskan untuk memulai perjalanan barunya menemukan wasiat dari Samad, bapaknya. Hong Kong menjadi tujuan pertama sekaligus aksi perdana dari petualangan Bujang bersama Zaman di dalam novel ini. Sesuai petunjuk yang ditemukan oleh Zaman, kertas dari surat wasiat yang ditulis oleh Samad berasal dari kertas memo di sebuah toko barang antik di Hong Kong.

 

Berada di Hong Kong sudah pasti tak seru tanpa bertemu White, si koki sekaligus pemilik restoran sea food populer di Hong Kong. Sudah ditebak, White tak akan mundur untuk petualangan mencari wasiat. Menemukan rangkaian teka-teki dari Samad cukup membuat kekacauan di Hong Kong. Komplotan tukang pukul Master Dragon tentu tak akan tinggal diam saat mengetahui kehadiran Bujang di wilayah mereka. Maka jelas pertempuran tak terelakkan berlangsung menegangkan di Hong Kong. Beruntung, kehadiran Nyonya Ayako secara “mengejutkan” memperpanjang nafas Bujang, Zaman, dan juga White.

 

Setelah Hong Kong, mereka melanjutkan perjalanan menuju Berlin. Setibanya, Bujang, Zaman, dan juga White langsung menuju bangunan sesuai alamat yang mereka dapatkan dari toko barang antik di Hong Kong. Tak salah lagi, mereka menemukan apartemen dan orang yang tepat untuk menemukan wasiat tersebut. Sesuai dugaan Bujang, wasiat yang dituliskan Samad memang tak bisa diabaikan. Samad benar-benar mewariskan dua botol serum berbahaya yang ternyata dibuat oleh Ludwig, seorang psikopat cerdas nan gila akan eksperimen manusia super.

 

Setelah mendapatkan clue tentang dua botol serum tersebut, Bujang, White, dan juga Zaman kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Paris. Museum Louvre, Paris adalah tujuan mereka selanjutnya. Museum yang memiliki banyak koleksi seni mendunia tersebut sudah dikenal dengan tingkat keamanannya yang sangat tinggi. Di situasi seperti ini, Si Kembar Yuki dan Kiko adalah partner beraksi yang paling bisa diandalkan. Menariknya, ada banyak hal di luar rencana yang pada akhirnya turut melibatkan Thomas, Tuan Salonga, dan tentu saja Junior. Meskipun harus melewati banyak drama sebelum akhirnya benar-benar “beraksi” bersama di Museum Louvre, Paris, pada akhirnya, kisah laga aksi di dalam novel Bandit-Bandit Berkelas memang harus melibatkan semua tokoh pentingnya. Dan tak ketinggalan, sang pengacara dari London, Zaman Zulkarnaen kini menjadi tokoh baru dalam petualangan baru laga aksi kali ini.

 

Tak kalah mengejutkan dengan kehadiran Nyonya Ayako di awal bab novel ini, Natascha yang kini menjadi sekutu Diego Samad juga muncul kembali mengumpulkan kekuatan Organisasi Black Widow untuk menghabisi keluarga shadow economy. Menuju bab-bab akhir buku, duel bersaudara antara Bujang dan Diego memang sangatlah mengerikan. Namun, di tengah adu kekuatan dan jurus mematikan tersebut, kemunculan Maria dan Padma menjadi plot twist yang mungkin paling banyak ditunggu oleh para pembaca setia action series Tere Liye.

 

My Impression

Dirilisnya buku kedelapan dari buku serial aksi Tere Liye menjadi semacam angin segar bagi saya dan mungkin bagi pembaca setia buku-buku Tere Liye lainnya juga. Ya gimana saya gak happy kalau di dalam buku ini ternyata Zaman Zulkarnaen beneran bukan jadi cameo dong macam pikiran saya kemarin-kemarin pas baca buku Tanah Para Bandit.

 

Rasanya lega banget pas ngeliat nama tokoh Zaman Zulkarnaen terpampang nyata di halaman-halaman awal sampai akhir buku ini. Fix kan ya, kalau Zaman sudah resmi join to the club bareng Bujang dan geng sirkusnya di buku selanjutnya ckck. Nah, selain lega karena Zaman gak jadi cameo lagi, saya juga super happy banget karena Padma sang gadis vigilante juga beneran dimunculin di buku ini.

 

Pas awal baca novel ini, saya tuh sebenarnya ragu dan agak pesimis kalau dialog dramatis antara Padma dan Maria di ending buku Tanah Para Bandit itu sebenarnya adalah dialog untuk buku seri aksi lainnya. Ternyata eh ternyata, adegan favorit Yuki dan Kiko ini secara lengkap dan gamblang sudah muncul di novel terbaru ini. Auranya Padma pas dimuncullin di novel ini benar-benar bikin saya merinding cuy. Kalau jadi Bujang saya mah langsung pingsan saja pas Padma muncul. Padma asli karismatik banget woiii apalagi sambil ngebayangin rambut panjangnya plus ngeluarin dialog sensasional itu. Sexy and powerful at once 🥹😍

 

Sumvahh deh novel Bandit-Bandit Berkelas ini plot twisnya banyak bangetttt. Mulai dari kehadiran Nyonya Ayako yang ternyata masih hidup. Natascha yang mukanya sudah ancurr terus come back lagi jadi sekutu Diego untuk balas dendam sama Maria. Zaman yang ngasih spoiler tipis-tipis kalau dia bakal belajar bela diri untuk siap bertarung bareng Bujang. Dan ternyataaaa Roh Drukpa XX juga berhasil hidup setelah diracuni oleh Diego.

 

Nahhh, mau tahu apa plot twist super lainnya di bab bonus novel Bandit-Bandit Berkelas ini? Di buku selanjutnya akan muncul sosok baru yang pastinya memiliki kekuatan hebat tak terkalahkan lainnya seperti miliki Roh Drukpa, Kakek Bushi ataupun Si Mata Merah. Dia adalah Si Mata Picak, sang kakek tua yang kembali berambisi menguasai shadow economy selanjutnya. Mari tetap sabar menantikan buku serial aksi Tere Liye selanjutnya yang berjudul Bandit Terakhir.

2 comments

  1. Serial yg aksi ini aku belum baca semua sih mba. Soalnya memang pengennya pas udah habis, baru beli semua 🤭😄. Kadang suka penasaran kalo endingnya masih gantung kan. Apalagi buku tere liye kebanyakan memang bagus da ga sabar utk tahu ending.

    Awalnya aku pikir bakal aneh cerita serial aksi nya ini. Krn terbiasa baca buku dia yg lebih kehidupan sehari2 dan romance tipis. Ternyata memang banyak yg bilang baguus 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tere Liye master semua genre mbak. Romance di serial aksinya pun macam nonton drakor genre thriller action yang banyak ngasih romance tipis-tipis. Haha kelamaan mbak nunggunya. Ini aja gak tahu apa Tere Liye bakal namatin serial aksinya tahun depan atau dilanjut lagi ckck

      Delete