Note.
Sejak kecil saya sangat suka menulis,
baik itu puisi, cerpen, atau pun novel. Saat masih SD, saya sudah mulai
mengoleksi buku catatan-catatan kecil seperti note, diary dan sejenisnya. Pada zaman itu laptop dan handphone masih
menjadi barang langka maka jadilah semua celotehan di kepala saya itu saya
tuangkan ke dalam buku diary, binder, bahkan pada beberapa halaman terakhir
buku tulis jaman saya sekolah dulu. Bisa dibilang tangan saya memang selalu
gatal untuk mencatat setiap hal yang muncul di kepala saya. Tak jarang buku LKS
dan buku paket saya juga turut menjadi pelampiasan coretan-coretan saya waktu
itu.
Saya masih ingat betul, seorang teman di masa SMP saya pernah mengatakan
jika di masa depan saya akan menjadi seorang penulis hebat. Entah mengapa
ucapan teman saya itu terus membekas di pikiran saya. Semenjak hari itu saya pun
terus-menerus menulis sambil mengaminkan doa teman saya. Hingga pada suatu hari
di tahun 2010, saat saya resmi menyandang status sebagai seorang mahasiswa, rutinitas
kampus secara perlahan tapi pasti mulai menyerang hobi saya ini. Saya nyaris
tidak punya waktu lagi untuk mengembangkan skill
menulis saya. Otak saya sudah kehilangan nafsu untuk merangkai kata, tangan
saya pun sudah tak segatal dulu lagi untuk bermain corat-coret. Tugas kampus
dan lingkungan organisasi mulai menyita banyak waktu saya. Namun, pada sebuah
kebetulan yang mungkin sudah ditakdirkan, saya dipertemukan oleh beberapa orang
teman yang memiliki hobi yang sama dengan saya di kampus. Mereka membuat saya
bersemangat lagi untuk menulis meskipun tugas kuliah sedang padat merayapnya
saat itu. Teman-teman saya ini jugalah yang pada akhirnya mempertemukan saya kembali
dengan dunia blog. Ya, saya pernah mempunyai sebuah blog sebelumnya tapi itu
pun hanya karena tugas mata pelajaran komputer waktu saya SMA kemudian, setelah
lulus blog itu pun saya lupakan.
Blog.
Berkat bertemu para blogger
kampus pada tahun 2011 silam, saya akhirnya kembali aktif menjadi seorang blogger. Saat itu, blog benar-benar
telah menjadi tempat baru untuk menyalurkan isi kepala saya sekaligus menemukan
teman-teman baru untuk saling berbagi cerita tentang dunia blog dan website lainnya seperti Bubblews dan Postanyarticle. Tak seperti Blogspot
dan Wordpress yang masih tetap eksis
digunakan oleh banyak orang saat ini, Bubblews
dan Postanyarticle ternyata hanya
mampu bertahan beberapa tahun saja dan kemudian menghilang dari dunia maya. Blog
pada akhirnya menjadi rumah terakhir dan satu-satunya bagi saya untuk aktif
dalam menulis. Waktu luang selalu saya habiskan untuk berkutat dengan blog,
baik itu di kost atau saat jam istirahat di kampus. Blog ternyata mampu melepaskan
saya dari kejenuhan menghadapi rutinitas perkuliahan yang kian membandel setiap
harinya waktu itu.
Singkat cerita, pada bulan Januari tahun 2017, saya kembali membuat
sebuat akun blog baru. Bisa dibilang ini kali ketiga saya membuat blog dengan
tiga akun yang berbeda. Blog kedua saya hampir memiliki riwayat yang sama
dengan blog pertama saya. Ya, saya sama-sama lupa sandi dan alamat email-nya tapi sejujurnya saya tidak
memiliki niat sama sekali untuk berhenti menulis seperti kasus blog pertama
saya. Awalnya saya hanya ingin vakum sementara agar bisa lebih fokus
menyelesaikan tugas akhir yang maha sakral di kampus waktu itu. Namun, semakin
lama ternyata saya memang semakin tidak mempunyai waktu untuk sekedar menulis
satu atau dua tulisan saja di blog. Pada akhirnya blog kedua saya ini pun
terbengkalai seperti blog sebelumnya. Karena hal inilah maka saya memutuskan
untuk membuat blog baru yang saat ini masih terus saya gunakan.
Seiring berjalannya waktu saya mencoba untuk tidak menulis hanya untuk
keperluan blog saja tetapi juga menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis
saya lewat beberapa kompetisi menulis. Saya berkali-kali ikut lomba menulis baik
itu puisi, cerpen, ataupun esai. Namun, sayangnya semua berujung pada
kegagalan, kegagalan dan lagi-lagi kegagalan. Daripada hanya tersimpan di dalam
laptop, saya pun berinisiatif untuk menaruh
tulisan-tulisan gagal tersebut ke dalam blog pribadi saya dan kemudian membagikannya
ke sosial media. Beberapa tulisan yang saya posting
tersebut ternyata dibaca oleh beberapa teman saya. Saya sebenarnya tidak
menyangka jika saya akan menerima banyak respon positif dari mereka. Seru,
keren, bagus, mengharukan dan berbagai komentar dan pesan pribadi yang
menguggah lainnya dari para pembaca saya ternyata semakin membuat saya
bersemangat untuk terus menulis di blog.
Sebenarnya, ini bukan hanya tentang sebuah tulisan di dunia maya. Menjadi
seorang narablog juga telah mengubah banyak hal dalam kehidupan nyata saya.
Membaca tulisan-tulisan dari para narablog lainnya juga membuat saya belajar
untuk memandang hidup yang tak sekedar itu-itu saja. Tak melulu soal asmara, pekerjaan, atau bahkan politik. Ada banyak hal yang terlihat sederhana tapi sebenarnya begitu penting untuk kita perhatikan. Tulisan para narablog inilah yang pada akhirnya menyadarkan saya tentang berbagai sudut pandang yang tak biasa tersebut. Menemukan passion yang mungkin remeh bagi sebagian orang tapi sangat berharga bagi kita adalah hal yang layak untuk menjadi bagian dari rutinitas hidup kita juga. Tak hanya itu, saya pun banyak mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru tentang dunia tulis-menulis karena tulisan para narablog yang terus berkeliaran di internet hingga hari ini. Membaca tulisan-tulisan mereka membuat sudut pandang saya tentang dunia tulis menulis pun ikut berubah. Saya tidak takut dan tidak kaku lagi untuk menuliskan semua hal yang ingin saya sampaikan lewat gaya bahasa saya sendiri. Hal-hal inilah yang membuat saya juga semakin berani untuk menulis apapun dan
kapanpun itu. Beberapa hadiah dan juga buku yang saya dapatkan melalui giveaway menjadi semacam reward tersendiri bagi saya untuk
semakin menggemari dan mencintai dunia menulis.
Book.
Setelah bertahun-tahun menulis di blog dan
juga ikut serta dalam beberapa kompetisi menulis akhirnya saya pun mencoba
untuk mengumpulkan tulisan-tulisan saya yang lainnya ke dalam sebuah buku. Sebut
saja buku kumpulan cerpen saya sebagai resolusi 2019 yang akhirnya
terwujud di awal tahun ini. Saya berharap novel pertama yang sedang saya garap juga
bisa saya terbitkan di tahun ini. Resolusi 2019 saya memang tidak jauh-jauh
dari dunia menulis, salah satu mimpi yang sudah sejak dulu saya perjuangkan
tapi selalu tidak kesampaian adalah ikut serta dalam Ubud Writers & Readers
Festival (UWRF). Kenapa bukan Makassar International Writers Festival (MIWF)
saja? Berhubung saya orang Makassar, jadi saya sudah lumayan sering ikut MIWF
sedangkan UWRF masih terus menjadi wacana tiap tahun saya yang selalu gagal
terwujud. Semoga di bulan Oktober tahun
2019 ini cita-cita saya untuk ikut dan bertemu langsung dengan banyak
penulis-penulis nasional dan internasional di UWRF tak sekedar menjadi wacana
lagi. Semoga program menabung untuk ikut di UWRF juga tidak menjadi mitos belaka tahun ini. Saya akan sangat-sangat bersyukur lagi jika saya juga bisa masuk dalam daftar
penulis yang terpilih untuk ikut serta
di acara tersebut. Wish me luck!
Hari ini blog sudah seperti rumah untuk mencurahkan segala isi pikiran
saya. Terlebih di era digital sekarang ini, blog telah menjadi sudut favorit saya
dalam bercerita, entah itu suka, duka dan juga luka. Karena telah menjadi
rumah, secara perlahan blog saya pun mulai sering kedatangan tamunya alias
pembacanya. Baik itu tamu baru atau pun tamu langganan. Harus saya akui juga
bila sumber viewers saya memang kebanyakan
berasal dari teman-teman terdekat saya. Jumlahnya pun masih jauh dari kata
ratusan atau bahkan ribuan. Meskipun begitu, saya tetap bangga untuk menjadi
seorang narablog. Saya senang berteman, berbagi, dan membaca tulisan-tulisan dari para
blogger lainnya. Adalah kebahagiaan tersendiri juga bagi saya saat menemukan pesan
dan komentar dari orang-orang yang merasa bahagia bahkan terinspirasi dari
setiap tulisan yang saya buat. Mereka adalah kekuatan tersendiri bagi saya untuk
terus berkarya dan menulis di blog. Saya masih akan terus mempercayai dan mengaminkan
ucapan teman SMP saya di masa lalu, untuk itu saya harus terus menulis, apapun
dan kapanpun itu.
wah kayax boleh nieh dapet satu bukunya hehehe
ReplyDeleteHehe ditunggu yeh mpok
Deletesip mpok
DeleteWow smg novelnya segera terbit kak, mantab :)
ReplyDeleteTerima kasih kak 😊
Deletewaaah keren mbak sampe bisa bikin buku ^^
ReplyDeleteSemangat terus untuk menulis :)
Terima kasih ya mbak 🙏😊
Deletemenarik membaca kisah awal ketertarikan pada dunia tulis menulis. saya juga dulu suka mencatat pengalaman di buku harian (diary) dan hal itu yang ternyata mengasah diri sendiri membangun narasi yang bakal dibagikan lewat tulisan dalam blog. semangat terus ya mbak!
ReplyDeleteBetul mbak, menulis di diary bisa menjadi semacam latihan tersendiri dalam menulis. Terima kasih telah membaca tulisan ini mbak 🙏
DeleteWow...tulisannya sangat menginspirasi, lanjutkan perjuangan mbak💪..
ReplyDeleteOhh iyya mbak, aku tuh udah baca loh Bukunya yg "Menunggu Minggu" kerennnnn dan berhasil bikin aku baperrr #28 😭😍
Mbak tim 28 ternyata hehehe, makasih mbak 😘
DeletePerjuangan dan kerja keras yang bagus. Semangat selalu ya
ReplyDeleteTerima kasih
DeletePenulis hebat...
ReplyDeleteTerima kasih🙏
DeleteGood Blog!
ReplyDeleteThanks