Apakah judul di atas terlalu mengandung
clickbait? Atau mungkin terdengar cukup familiar? Hmmm nampaknya tidak juga
Ferguso. Baiklah, berbicara soal kenapa kita harus punya hobi sebenarnya, saya
sudah pernah diberikan pertanyaan semacam judul di atas. Tepatnya tahun lalu
saat saya masih on fire on fire-nya belajar IELTS demi mengejar target band
score kampus impian di negeri nan jauh di sana. Kalau sekarang? Ehm, sepertinya
kampusnya tidak pindah kemana-mana Ferguso hanya saja saya yang memang selalu
kemana-mana sehingga tidak consistent lagi untuk belajar. Terus, mau sampai
kapan? Ehm, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang saja para readers
sekalian. Ok lanjut, jadi pertanyaan
tentang kenapa kita harus punya hobi tersebut saya dapatkan saat berada pada sesi
speaking dalam IELTS. FYI, dalam speaking IELTS kita diberikan beberapa
pertanyaan yang sebenarnya cukup sederhana tapi sangat sulit untuk menjawabnya.
Yah pertanyaan-pertanyaan di speaking IELTS itu telah membuat saya menjadi
orang yang sangat mudah bapper dan cukup sensitif. Bayangkan saja saya pernah
mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana hubungan yang seharusnya dijalani oleh
pasangan. Yang punya pacar atau yang sudah menikah mungkin fine, nah yang
jomblo bagaimana? Terus ada lagi nih pertanyaan kayak begini, saat kamu
merindukan seseorang apa yang kamu lakukan? Sudah jomblo dikasih pertanyaan galau
pula, double kill kan namanya.
Ehhh sebelum curhatan saya makin mendalam, sedalam palung Mariana. It’s be better to move. Baiklah kita kembali ke persoalan kenapa kita harus punya hobi ini lagi. Jujur, di antara banyaknya pertanyaan yang sering diajukan di IELTS entah mengapa pertanyaan soal hobi ini menjadi hal yang paling berkesan menurut saya. Saya terus-menerus memikirkannya, entah itu saat mandi, naik motor, sampai mengetik tulisan ini pertanyaan itu pun masih meneror saya. Buat apa sih hobi itu?
Ehhh sebelum curhatan saya makin mendalam, sedalam palung Mariana. It’s be better to move. Baiklah kita kembali ke persoalan kenapa kita harus punya hobi ini lagi. Jujur, di antara banyaknya pertanyaan yang sering diajukan di IELTS entah mengapa pertanyaan soal hobi ini menjadi hal yang paling berkesan menurut saya. Saya terus-menerus memikirkannya, entah itu saat mandi, naik motor, sampai mengetik tulisan ini pertanyaan itu pun masih meneror saya. Buat apa sih hobi itu?
Sampai
suatu ketika secara tidak sengaja saya menemukan jawabannya. Tepatnya di awal
bulan Februari ini ketika kontrak mengajar saya pada sebuah lembaga pendidikan
telah selesai saya laksanakan. Yeah I am
definitely a jobless again. Saya tidak punya pekerjaan lagi. Sudah beberapa
hari ini saya bosan di kasur terus. Ya makanya keluar rumah! Anyway saya malas
keluar rumah kecuali ada hal yang memang penting dan perlu. Kamar membuat saya
lebih betah bersama laptop dan telpon pintar saya. So, are you an introvert?
Sebenarnya saya juga tidak tahu pasti apakah jiwa saya ini mengandung kadar introvert,
ekstrovert, ambivert, atau mungkin psikopat. Setelah melihat dan mengamati
kehidupan saya selama kurang lebih 26 tahun hidup di planet yang bernama bumi
ini saya memastikan bila saya bukanlah psikopat. Lihat wajah kucing saja saya
sudah iba. Saya tidak mungkin tega untuk melukai sesama jenis mahluk hidup. Lalu
apa dong? Hmmm, for some people maybe I am an introvert but I can be a super
ultra extrovert for specific people. Ok, you are an ambivert. Hmmm perhaps. Are
you doubt? Jangan-jangan kamu psikopat. Ok just call me an alien jika kalian masih
pusing dengan kepribadian saya. Saya
memang agak aneh di mata beberapa kalangan mahluk hidup. I my self admit it
dude.
Karena
sifat saya yang kebanyakan ingin menyendiri terlebih setelah menyandang status
baru sebagai pengangguran yang masih segar akhirnya saya pun melakukan
rutinitas untuk mengusir segala kejenuhan, kepenatan, kebosanan, Kesempurnaan cinta. Usut punya usut saya baru sadar
kalau rutinitas ini adalah kegiatan permanen yang selalu saya lakukan saat
saya lagi galau-galaunya di masa lalu ketika sedang malas mengerjakan tugas
kampus, capek mengejar band score IELTS, dan pusing dengan pekerjaan yang tak
menentu jua. Yeah, I find the answer now! Ternyata saya juga baru sadar kalau menulis
dan bercerita adalah jawaban dari kenapa saya harus punya hobi. Ok, Maybe I can sleep well
now.
Lalu
kenapa harus menulis? Saya sendiri juga tidak tahu persis kenapa menulis
menjadi semacam morphim tersendiri bagi saya saat melalui masa-masa tersulit
saya dibandingkan bermain games atau curhat kepada orang lain. yang pastinya
lewat menulis saya merasa lebih sembuh dan pulih dari keadaan yang memojokkan
saya. menulis menjadi semacam sudut favorit saya bila diibaratkan sebuah
ruangan di dalam sebuah rumah. Ya, menulis membuat saya merdeka untuk
mengungkapkan semua rasa yang berkecamuk itu. Suka, duka, luka semua berbaur
menjadi satu dalam aksara. Saya selalu menikmati setiap tulisan yang saya buat.
Membacanya berulang-ulang membuat saya menjadi semacam pendengar setia untuk
diri saya sendiri lewat tulisan. saya menyukai hal itu. And I do love it. Di mata
saya, orang yang bekerja dari hobinya itu adalah orang-orang yang sangat
beruntung di dunia ini. Sangat banyak orang yang memiliki hobi dan sangat
banyak pula orang-orang yang ingin menjadikan hobinya sebagai pekerjaan untuk
mendapatkan penghasilan, including I my self absolutely. Sayangnya, tidak semua
orang beruntung dan ditakdirkan untuk seperti itu. So, is my hobby useless? Selama
kamu menikmati hobimu there is no useless thing in it. Useless belongs to the
negative hobby yang tidak hanya merugikan orang lain tetapi diri kamu juga. So,
let’s look for something that you really love to do right now. Mulailah
menemukan passion yang membuatmu punya alasan untuk tidak terus jenuh
menghadapi hidup yang masih gini-gini aja wkwkwkw.
Well, I think that is a bunch of bacotans dari saya hari ini. Sekedar mengingatkan, jikalau pertanyaan kenapa kita harus punya hobi di IELTS ini tak akan mungkin saya jawab seperti panjang ceramah saya di dalam blog ini. Selain melewati batas waktu dan bikin ngantuk sang interviewer, mungkin interviewer-nya juga akan lebih menyarankan saya untuk ngevlog saja.
hobi jadi pekerjaan dan menghasilkan, ikut seneng kalo ada orang yang super kreatif memanfaatkan hobinya bermanfaat buat orang lain plus bonusnya menghasilkan
ReplyDeleteBetul mbak, selain bermanfaat untuk org lain, kita juga dapar manfaatnya lewat penghasilan. Terima kasih telah membaca tulisan ini mbak.
DeleteTapi nggak punya hobby juga hidup, kan...
ReplyDeleteYang jelas nafas mbak hehe
ReplyDelete